Tugas
Rangkuman
ILMU BUDAYA DASAR



BAB 2
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A. PENGERTIAN
MANUSIA
Menurut ilmu Fisika, manusia merupakan kumpulan
dari berbagai system fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan
kumpulan dari energy. Menurut ilmu biologi, manusia merupakan makhluk biologis
yang tergolong dalam golongan makhluk mamalia. Dalam ilmu ekonomi, manusia
merupaka makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkn
setiap kegiatan, atau sering disebut dengan homo econimicus. Manusia memiliki
kelebihan diantara ciptaan Tuhan lainnya yaitu terletak pada akal budi, yakni
sebagai potensi dalam diri manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya.
Namun ada juga manusia manusia yang
dungu yaitu orang orang yang suka membuat bid’ah. Bisa dikatakan manusia
merupakan orang yang bodoh. Dan ada juga manusia yang memiliki tabiat kasar,
memiliki kecenderungan yang menyimpang, dan dingin dengan tingkah laku. Di
dunia ini terdapat banyak ragam sifat, sikap dan prilaku dari manusia. Tidak
semua manusia sama. Tidak semua manusia bias memanfaatkan akal budinya untuk
kebaikan. Tidak semua manusia di dunia ini jenius dan cerdik dalam meniti
perjalanan hidup mereka dengan penuh kegigihan, karena mereka sadar akan
kekurangan mereka masing-masing. Kehidupan yang telah diberikan oleh Tuhan
adalah anugerah bagi manusia.
B. HAKEKAT
MANUSIA
a. Makhluk ciptaan tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa
sebagai satu kesatuan yang utuh
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat,
diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu
meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat di dalam tubuh,tidak dapat
dilihat, tidak dapat dirasa, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia
meninggal jiwa akan terlepas dan akan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa
tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia
sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
b. Mahkluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika
dibandingkan dengan makhluk lainnya
Kesempurnaan terletak pada adab dan
kebudayaannya, karena manusia dilengkapi oleh akal, perasaan, dan kehendak yang
terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan akal manusia mampu menciptakan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia
mampu mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan,
dan kebaikan atau sebaliknya. Selanjutnya, dengan adanya perasaan, manusia
mampu
menciptakan
kesenian. Daya rasa dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan
indrawi dan perasaan rohani.
Perasaan indrawi adalah rangsangan jasmani
melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan
terdapat
pada manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang terdapat
pada manusia, misalnya:
·
Perasaan intelektual
·
Perasaan estesis
·
Perasaan etis
·
Perasaan social
·
Perasaan diri
·
Perasaan religious
c. Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang
budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak
atau interaksi factor factor hayati dan budayawi. Sebagai makhluk hayati,
manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, siologi atau faal,
biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemogra, evolusi
biologisnya, dan sebagainya. Sebagai makhluk budayawi manusia dapat dipelajari dari
segi-segi kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi social, kesenian, ekonomi,
perkakas, bahasa, dan sebagainya.
d. Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan ,
mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja
dan berkarya.
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu
estetis, etis, dan religius. Dengan kehidupan estetis manusia mampu menangkap
dunia sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali karya
dalam lukisan, tarian, nyanyian yang indah. Dengan etis , manusia meningkatkan
kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk bentuk keputusan
bebas dan dipertanggungjawabkan. Dengan kehidupan religious, manusia menghayati
pertemuannya dengan Tuhan. Semakin dekat seseorang dengan Tuhan, semakin dekat
pula ia menuju kesempurnaan dan semakin jauh ia dilepaskan dari rasa kekhawatiran.
Semakin mendalam penghayatan terhadap Tuhan semakin bermakna pula kehidupannya.
C. KEPRIBADIAN
BANGSA TIMUR
Ilmu psikologi yang memang berasal dan
timbul dalam masyarakat Barat, dimana konsep konsep dan teori teori mengenai
aneka warna isi jiwa, serta metode metode dan alat alat untuk menganalisis dan mengukur
secara detail variasi nisi jiwa , serta metode metode dan alat
alat
untuk menganalisis dan mengukur secara detail variasi isi jiwa individu itu perasaan
yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu ke sesamanya.
D. PENGERTIAN
KEBUDAYAAN
Secara
etimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “budhayah”, yaitu bentuk
jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Sedangkan ahli antropologi yang
memberikan definisi tentang kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B.
Tylor dalam buku yang berjudul “Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan
kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan
yang didapat manusia sebagai anggota
masyarakat.
Pada sisi yang agak berbeda, Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai
keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan
yang harus didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam
kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil
karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya
tersusun dalam kehidupanan masyarakat. Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Kebudayaan
adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, yang meliputi:
Ø Kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda
ciptaan manusia, misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain.
Ø Kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal
yang tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan,
dan sebagainya.
2. Kebudayaan itu
tidak diwariskan secara generatif (biologis),
Ø melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.
3. Kebudayaan
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Tanpa
masyarakat kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya,
tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia (secara individual maupun kelompok)
dapat mempertahankan kehidupannya. Jadi, kebudayaan adalah hampir semua
tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
E. UNSUR-UNSUR
KEBUDAYAAN
Setiap
masyarakat memiliki kebudayaan. Kebudayaan setiap masyarakat berbeda-beda. Namun,
ada unsur-unsur pokok kebudayaan yang secara umum dimiliki oleh setiap
masyarakat. Unsur yang dimaksud sering disebut unsur-unsur kebudayaan universal
(cultural
universals). Beberapa ahli telah merumuskan unsur-unsur
kebudayaan pokok. Para ahli tersebut, di antaranya Melville J. Herskovits yang menyampaikan
empat unsur pokok kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga,
dan kekuasaan politik. Sementara itu Bronislaw Malinowski menyebut unsur-unsur
pokok kebudayaan sebagai berikut:
v Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antaranggota masyarakat
sebagai upaya menguasai alam sekitarnya.
v Organisasi ekonomi. Alat-alat dan lembaga atau petugas
pendidikan, termasuk keluarga sebagai lembaga pendidikan yang utama.
v Organisasi kekuatan.
Adapun C. Kluckhohn dalam karyanya Universals Categories
of Culture memaparkan ada tujuh unsur kebudayaan yang dianggap cultural
universals, yaitu sebagai berikut:
1. Sistem
kepercayaan (sistem religi).
Setiap
masyarakat memiliki keyakinan terhadap hal-hal bersifatreligi, bahkan pada
masyarakat atheis (tidak percaya adanya Tuhan) sekali pun.
2. Sistem
pengetahuan.
Setiap
masyarakat mempunyai sistem pengetahuan yang mungkin berbeda-beda pada setiap
masyarakatnya.
3. Peralatan dan
perlengkapan hidup manusia.
Setiap
masyarakat juga memiliki pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, alat-alat
produksi, senjata, dan sebagainya.
4. Mata pencaharian
dan sistem-sistem ekonomi.
Dalam
masyarakat selalu ada mata pencaharian atau system ekonomi, seperti pertanian,
peternakan, sistem produksi, system distribusi, dan sebagainya.
5. Sistem
kemasyarakatan.
Setiap
masyarakat biasanya memiliki kemasyarakatan, di antaranya, sistem kekerabatan,
organisasi politik, system hukum, dan sistem pekawinan.
6. Bahasa, baik
lisan maupun tulisan.
Masyarakat
mana yang tidak memiliki bahasa? Tentunya tidak ada masyarakat yang tidak memiliki
bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan.
7. Kesenian, baik
seni rupa, seni suara, maupun seni lainnya.
Setiap
masyarakat mempunyai berbagai macam seni yang tentunya berbeda dengan
masyarakat lainnya.
F. WUJUD
KEBUDAYAAN
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga
wujud, yaitu:
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Wujud ini
disebut system budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada
kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam
pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
2. Kompleks aktivitas
Berupa
aktivitas manusia yang saling berinteraksi, sifat kongkret, dan diamati atau
diobservasi.
3. Wujud sebagai benda
Aktivitas
manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan
sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.
G. ORIENTASI NILAI
BUDAYA
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki system nilai.
Menurut C.Kluckom dalam karyanya system nilai budaya dalam semua kebudayaan di
dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu
:
1. Hakekat Hidup Manusia (MH)
Hakekat hidup
manusia untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem, ada yang berusaha untuk
memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola pola kelakuan tertentu menganggap hidup
sebagai suatu hal yang baik.
2. Hakekat karya manusia (MK)
Setiap
kebudayaan sejatinya memiliki hakekat yang berbeda beda. Diantaranya ada
yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup.karya
memberikan kedudukan atau kehormatan. Karya merupakan gerak hidup untuk
membentuk karya yang
berikutnya.
3. Hakekat waktu manusia (MW)
Hakekat waktu
untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan mementingkan orientasi
masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang akan
datang.
4. Hakekat alam manusia (MA)
Ada kebudayaan
yang menganggap manusia sering mengeksploitasi alam, dan ada pula kebudayaan
yang menganggap manusia sebagai pemelihara alam.
5. Hakekat hubungan manusia (MN)
Dalam hal ini
yang dipentingkan adalah hubungan antara manusia dengan manusia, baik secara
horizontal (sesamanya) maupun secara vertical (orientasi kepada tokoh-tokoh).
Ada
pula yang berpandangan individualis.
H.
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Tidak ada kebudayaan yang stastis, semua
kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah
gerak manusia. Gerak manusia terjadi oleh karena ia mengadakan hubunganhubungan
dengan manusia lainnya. Artinya, karena terjadi hubungan
antar
kelompok manusia di dalam masyarakat terjadi perrubahan, yang disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain”
1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan
kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka
hidup.
Perubahan kebudayaan ialah perubahan yang
terjadi dalam system ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau
sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma
yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa
keindahan (kesenian), dan bahasa.
I.
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungn antara manusia dan
kebudayaan adalah mannusia sebgai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan
objek yang dilaksanakan oleh manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan
dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya walaupun dua duanya berbeda tetapi tetap
satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan dan setelah kebudayaan itu tercipta
maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak akhirnya
keduanya merupakan ssatu kesatuan. Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan
kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan
masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling kait satu sama lain. Proses
dialektis ini tercipta melalui tiga tahan yaitu:
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia
mengekspresikandirinya dengan membangun dirinya.
2. Obyektivitas, yaitu proses dimana masyarakat menjadi
realitas objektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan
dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap
kembali oleh manusia.
Manusia dengan kebudayaan mempunyai
hubungan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat
lagi membedakan mana yang lebih awal muncul, manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap
keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan
masalah
dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.
BAB 3
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM
KESUSASTRAAN
A.
PENDEKATAN KESUSASTRAAN
Untuk menjadi homo humanus, manusia harus
mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping tanggung jawab yang lain. Apa
yang dimasukkan ke dalam the humanities masih diperdebatkan dan kadang kadang
disesuaikan dengan keadaan dan waktu. Pada umumnya the humanities mencakup
filsafat , teknologi, seni, dan cabang cabangnya termasuk sastra, sejarah,
cerita rakyat, dan sebagainya. Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan
budaya. Karena itu ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu ilmu
kemanusiaan, ada
juga
yang menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya. Hampir disetiap jaman seni termasuk
sastra memegang peranan yang penting dalam the humanities. Ini terjadi karena
seni merupakan
ekspresi
nilai-nilai kemanusiaan dan bukannya formulasi nilai-nilai kemanusiaan seperti
yang terdapat dalam filsafat atau agama. Dibanding dengan cabang the hunmanties
yang lain, seperti misalnya ilmu bahasa, seni memegang peranan yang lebih
penting karena nilai nilai kemanusiaan yang disampaikannya. Seni adalah
ekspresi yang sifatnya tidak normative, seni lebih mudah berkomunikasi. Karena
tidak normative, nilai nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya
maupun cara penyampaianya. Hampir di setiap jaman, sastra mempunyai peranan
yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra menggunakan bahasa, sementara
itu bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan
manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri,yang kemudian melahirkan
filsafat , manusia mempergunakan bahasa, dengan demikian , manusia dan bahsa
pada hakekatnya adalah satu, kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
B. ILMU
BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN
PROSA
Istilah prosa banyak padanannya kadang
disebut dengan narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam
bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan
didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran,
lakuan,
peristiea dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah
cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau cerita pendek. Dalam
kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
1. Prosa lama meliputi:
-
Dongeng- dongeng
-
Hikayat
-
Sejarah
-
Epos
-
Cerita pelipur lara
2. Prosa baru meliputi
-
Cerita pendek
-
Roman/novel
-
Biografi
-
Kisah
-
Otobiografi
C.
NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
Adapun
nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain:
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan Keistimewaan kesenangan
yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman
sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa atau kejadian yang dikisahkan.
2. Prosa fiksi memberikan informasi Fiksi memberikan jenis
informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedia.
3. Prosa fiksi meberikan warisan kultural Prosa fiksi dapan
menstimulasi imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak
henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan Lewat prosa fiksi
seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan
banyak individu.
D. ILMU
BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Puisi termasuk seni sastra, sedangkan
sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/unsur dari kebudayaan. Jika
diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai
kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistic/estetik, yang
secara padu dan utuh didapatkan kata-katanya. Kepuitisan, keartistikan bahasa
puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan
menggunakan:
v Figura bahasa,
seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi
menjadi segar, hidup, menarik dan member kejelasan gambaran angan.
v Kata-kata yang ambigu,
yaitu kata yang memiliki makna ganda, banyak tafsir dan pengertiannya.
v Kata-kata yang
berjiwa, yaitu kata kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan
dan asosiasi-asosiasi tertentu.
v Pengulangan, yang
berfungsi untuk mengintensifkan hal hal yang dilukiskan, sehingga lebih
mengunggah hati.
v Kata konotatif,
yaitu kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa.
Puisi
juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai makhluk
social. Secara imaginative puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia social
yang bisa berupa:
-
Penderitaan atas ketidakadilan
-
Perjuangan untuk kekuasaan
-
Konflik dengan sesamanya
-
Pemberontakan terhadap hukum Tuhan
BAB 4
MANUSIA DAN CINTA KASIH
A.
PENGERTIAN CINTA KASIH
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat
suka atau sayang, ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya.
Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta. Dengan demikian arti
cinta dan kasih hampir bersamaan, sehinga kata kasih memperkuat rasa cinta, karena
itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka kepada seseorang yang
disertai dengan menaruh belas kasih. Cinta memegang peranan yang penting dalam
kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan
keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan
manusiawi yang akrab. Cinta juga pengikat antara kokoh antara manusia dengan
Tuhannya, seingga manusia menyembah Tuhan dengan ijhlas, mengikuti
perintah-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Cinta mempunyai unsur-unsur dasar tertentu
yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan. Cinta tingkat
tertinggi adalah cinta kepada Tuhan, Rasul dan berjihad di jalan-Nya. Cinta
tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, suami/istri, dan
kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta
keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal. Cinta kepada Tuhan, Rasul, dan
berjihad di jalanNya merupakan cinta yang tidak ada duanya. Hal yang merupakan
konsekwensi iman dan merupakan keharusan dalam agamanya. Bahkan itu pendorong utama
di dalam penunjang agama. Tidak diragukan lagi, manusia yangsangat mencintai
Tuhannya, maka ia akan merasakan kedamaian dalam hatinya, kedamaian dalam
hidupnya, karena ia telah meyakini bahwa zat Tuhan lah yang Maha Sempurna, Maha
Indah, Maha Agung, dan Maha dari segala Maha.
Bentuknya beraneka ragam, misalnya:
1.
Cinta kepada syetan, atau sesuatu yang disembah selain Tuhan.
2.
Cinta berdasarkan hawa nafsu.
3.
Cinya yang lebih mengutamakan kecintaan pada orang tua, anak,
istri/suami, perniagaan dan tempat tinggal.
Cinta mempunyai hikmah yang sangat besar, diantaranya adalah:
1. Sesungguhnya cinta itu adalah ujian yang berat dan pahit dalam
kehidupan manusia, karena setiap cinta akan mengalami berbagai macam rintangan.
Tetapi manusia yang telah melewati rintangan tersebut maka manusia itu telah
menang, manusia itu telah menagkap hikmah dari cinta itu sendiri.
2. Cinta telah memberikan pengaruh yang besar terhadap pola berfikirnya
manusia. Cinta telah membuat manusia menjadi lebih bersemangat dalam menggapai
cita-citanya. Cinta seperti power, yang berpengaruh besar terhadap semangat
juang seseorang.
B.
CINTA MENURUT AGAMA
Ada yang berpendapat bahwa etika cinta
dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama, tetapi dalam
kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Di
satu pihak, cinta didengungkan lewat lagu dan organisasi perdamaian dunia,
tetapi pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh
dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia. Dalam
kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk, kadang-kadang seseorang
mencintai dirinya sendiri, kadangkadang mencintai orang lain, atau juga istri
dan anaknya, hartanya, atau
Allah
dan Rasul-Nya. Berbagai bentuk cinta ini biasa kita dapatkan dalam kitab suci
Al-Qur’an.

Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan
menjaga diri. Manusia
senang
untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan
mengaktualisasikan
diri, ia mencintai segala sesuatu yang
mendatangkan
kebaikan pada dirinya.

Agar manusia dapat hidup dengan penuh
keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi
cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Hendaknya ia menyeimbangkan cintanya
itu dengan cinta dan kasih sayang pada
orang-orang
lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain, oleh karena
itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya
sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan
dan usahanya yang terusmenerus
untuk
memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang
diperolehnya.

Cinta erat kaitannya dengan dorongan
seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian,
dan kerjasama antara suami dan istri. Ia merupakan factor yang primer bagi
kelangsungan hidup keluarga.

Mengingat bahwa antara ayah dan
anal-anaknya tidak terjalin oleh
ikatan-ikatan
fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan
anak-anaknya,
maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa
dorongan
kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya
dorongan
keibuan, melainkan dorongan psikis.

Puncak cinta manusia, yang paling bening,
jernih dan spiritual ialah
cintanya
kepada Allah dan kerinduaanya kepada-Nya. Tidak hanya dalam
shalat,
pujian, dan doanya saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan
tingkah
lakunya. Semua tingkah laku dan tindakannya ditunjukkan
kepada
Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya

Cinta kepada Rasul, yang diutus Allah
sebagai rahma bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat ke dua setelah
cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik
dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Seorang mukmin
yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasullah yang telah
menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga
Islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari kekelaman
kesesaran menuju cahaya petunjuk.
C. KASIH
SAYANG
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum
bahasa Indonesia karangan W.J.S.Porwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan
cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kehidupan berumah tangga kasih
sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari
cinta. Percintaan muda-mudi (priawanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka
didalam rumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi
sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang. Dalam
kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung
jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling
terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Kasih sayang
mengajarkan banyak hal terhadap manusia, kasih sayang memberikan kepekaan bagi kita
semua, untuk berbagi kasih terhadap sesama, kasih sayang yang mampu merubah
banyak individu yang umumnya perubahan terjadi kearah yang lebih baik. Baik itu
terhadap sahabat, orang yang kita cintai, atau siapa pun yang kita lihat, karena
begitu banyak orang di dunia ini yang membutuhkan kasih sayang dari orang lain,
tidak semua orang beruntung memiliki orang tua, memiliki orang-orang yang di
kasihinya, karena begitu banyak anak yang lahir tanpa kasih sayang orang tua.
D. KEMESRAAN
Kemesraan berasal dari kata dasar 'mesra',
yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab baik
antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta yang
berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah
perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia.
Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan
bakatnya.
E. PEMUJAAN
Pengertian pemujaan adalah salah satu
investasi cinta manusia kepada Tuhan yang diwujudkan dalam komunikasi ritual,
karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.
Pemujaan dapat dilakukan dalam berbagai aspek seperti memuja pada leluhur,
memuja pada agama tertentu dan kepercayan yang ada.
F. BELAS KASIHAN
Belas kasih adalah kebajikan di mana
kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap
sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang
lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat,
masyarakat, dan kepribadian.
G. KISAH CINTA EROTIS
Cinta kasih erotis yaitu kehausan
akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. cinta
kasih erotis bersifat ekslusif, bukan
universal, pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali di campurbaurkan dengan
pengalaman yang dapat di eksplosif berupan
jatuh
cinta. Tetapi seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu , pengalaman
intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanya sementara.
Keinginan seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan
nafsu fisi belaka, untuk meredakan
ketegangan
yang menyakitkan.
Rupanya
keinginan seksual dengan mudah dapat di dicampuri atau di stimulasi oleh
tiap-tiap perasaan yang mendalam. Dalam cinta kasih erotis terdapat
eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta
kasih keibuan, sering
kali
eksklusivitas dalam cinta kasih erotis di salah tafsirkan dan di artikan
sebagai suatu ikatan hak milik, contoh sering kita jumpai separang orang-orang
yang sedang saling mencintai tanpa merasakan cinta kasih terhadap setiap orang
lainya.
BAB 5
MANUSIA DAN KEINDAHAN
A. KEINDAHAN
Kata
keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus,permai,cantik,elok,molek dan
sebagainya benda yang mempunyai sifat indah adalah segala hasil seni
pemandangan alam,manusia,tatanan,perabot rumah tang,suara,warna,dan sebagainya.
Keindahan tak
dapat di pisahkan dari kehidupan manusia dimanapun kappan pun siapapun dapat
menikmati keindahan.
Keindahan
identic dengan kebenaran. Keindahan bersifat universal tidak terikat oleh
selera
Perseorangan ,waktu dan tempat,kedaeraahan atau
local.
B. NILAI ESTETIK
Nilai estetik itu suatu kata
benda abstrak yang berarti keberhargaan atau kebaikan.
Tentang nilai itu ada yang membedakan antara lain
niali subyektif dengan nilai obyektif atau ada yang membedakan nilai
perseorangan dan nilai kemasyarakataan,tapi penggolongan yang penting adalah
nilai ekstrinsik dan nilai intrinsik.
Nilai
ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
suatu hal lainnya.
Nilai
instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan atau suatu sebagai
suatu tujuan ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
C. KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu
yang indah. Ekstensi adalah ddasar dalam diri manusia untuk
menyatakan,merasakan,dan menikmati sesuatu yang indah.
D. RENUNGAN
Renungan
berasal dari kata renung ; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau
memikirkan sesuatu dengan diam-diam.
E. KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi,artinya
cocok,kena benar,dan sesuai benar.
BAB 6
MANUSIA DAN PENDERITAAN
- PENGERTIAN PENDERITAAN
Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan.
Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku liku kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitaan psikis, penyembuhan nya terletak paa kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.
- SIKSAAN
Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah lakupercaya bahwa suatu phobia adalah problem nya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
- KEKALUTAN MENTAL
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
- . nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
- nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
- Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
- Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
- Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang 3bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.
Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.
Bentuk frustrasi antara lain :
1. Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hipertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitif atau ke kanak-kanakan
3. Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
4. Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif kepada orang lain.
5. Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
6. Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain.
7. Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasi nya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
- Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
- Terjadinya konflik sosial budaya.
- Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.
Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.
Bentuk frustrasi antara lain :
1. Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hipertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitif atau ke kanak-kanakan
3. Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
4. Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif kepada orang lain.
5. Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
6. Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain.
7. Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasi nya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti : 1. kota – kota besar
2. anak-anak muda usia
3. wanita
4. orang yang tidak beragama
5. orang yang terlalu mengejar materi
Apabila kita kelompokan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, mislanya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lain lain.
- PENYEBAB MUNCULNYA PENDERITAAN
Menurut pandangan saya, penderitaan ini muncul disebabkan hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya baik dengan antar sesama manusia ataupun dengan alam. Penderitaan ini dapat muncul karena ketidak harmonisan antara elemen satu dengan yang lainnya. contohnya pada hubungan dalam bermasyarakat, ada kalanya didalam bermasyarakat terdapat perbedaan pendapat yang dapat menimbulkan perselisihan diantara satu dengan yang lainnya, hal ini bisa saja mengakibatkan timbulnya rasa dengki, marah, bahkan saling menuduh atau menjelek-jelekan. dari sinilah penderitaan muncul karena perbuatan saling tidak menyukai tersebut. dalam hal ini, penderitaan yang dialami adalah penderitaan secara batin karena terdapat rasa sakit hati apabila ada seseorang yang menjelek-jelekan bahkan rasa itu bisa saja semakin sakit apabila sudah terjadi pertengkaran yang membuat hubungan didalam masyarakat sudah tidak ada rasa nyaman dan aman. Selain karena ketidak harmonisan dengan sesama, ketidak harmonisan dengan alam juga dapat membawa penderitaan. contohnya apa yang sedang terjadi saat ini yaitu bencana alam terjadi dimana-mana. karena kesalahan manusia terhadap alam lah yang membuat alam menjadi tidak bersahabat lagi dengan manusia maka muncul lah penderitaan pada setiap orang yang terkena bencana alam. penderitaan yang dialami adalah penderitaan secara fisik dan batin, karena mereka yang terkena bencana alam harus rela kehilangan harta benda bahkan keluarga mereka.
Penderitaan yang muncul karena suatu penyakit/siksaan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimism dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan berikut ini : Seorang anak lelaki buta sejak diahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di universitas dan akhirnya memperoleh gelar doctor di Universitas Sourbone Perancis. Dia adalah Prof.Dr. Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo, Mesir.
- HUBUNGAN MANUSIA DAN PENDERITAAN
Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu di pahami mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan penyegaran rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia telah melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di akhirat.
Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri namun juga nurani.
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi penghidupanya.
Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka.
Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila manusia tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada pederitaan di akhirat.
BAB 7
MANUSIA DAN KEADILAN
Pengertian Keadilan Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
Keaadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat. Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
Berbagai Macam Keadilan
- Keadilan legal atau keadilan moral
- Keadilan distributive
- Keadilan komutatif
Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Kecurangan Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hari nuraninya atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha. Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban dan aspek teknik. Apabila keempat asepk tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.
Pemulihan nama baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yagn penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.
BAB 8
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu
bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang.
Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan
hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan,
pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil
pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan
tempat hidupnya.Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sebingga basil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
(A) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
(B) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan nonna yang terdapat pada negara tersebut.
(C) Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup itu disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi politik, ideologinya disebut ideologi politik. Jika organisasi itu negara, ideologinya disebut ideologi negara. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita – cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau peIjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.
B. CIT A-CIT A
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehinga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak mungkin berpikir baik, sehingga tidak punya kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru dalam taraf angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor. Pertama, manusianya yaitu yang memiliki cita-cita; kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan; dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yag tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri. Sebaliknya dengan anak yang dengan kemauan keras ingin mencapai apa yang di cita-citakan, cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang bila berhasil akan menjadikan dirinya puas.
Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita. Sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita, Misalnya sebagai bcrikut :
Amir dan Budi adalah dua anak pandai dalam satu kelas, keduanya bercita-cita menjadi sarjana. Amir anak orang yang cukup kaya, sehingga dalam mencapai cita-citanya tidak mengalami hambatan. Malahan dapat dikatakan bahwa kondisi ekonomi orang tuanya merupakan faktor yang menguntungkan atau memudahkan mencapai cita-cita si Amir.Sebaliknya dengan Budi yang orang tuanya ekonominya lemah, menyebabkan ia tidak mampu mencapai cita-citanya. Ekonomi orang tua Budi yang lemah merupakan hambatan bagi Budi dalam mencapai cita-citanya.
C.KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sarna dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan sebagainya. Justru karena itu, karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal kebajikan.
Manusia merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat,manusia saling membutuhkan, saling menolong,saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan,dan sebagainya.
Manusia sebagai mahluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berekembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi kemampuan jasmani dan rohani juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai mahluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat,dan manusia sebagai mahluk Tuhan.
Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk.Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan,tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati dapat merupakan hakim untuk diri sendiri. Sebab itu, nilai suara hati amat besar dan penting dalam hidup manusia. Misalnya orang tahu, bahwa membunuh itu buruk, jahat: suara hatinya mengatakan demikian, namun manusia kadang-kadang tak mendengarkan suara hatinya.
Suara hati selalu memilih yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karena itu, kalau seseoraang berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan suara hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik. Jadi berbuat atau bertindak menurut suara hati, maka tindakan atau perbuatan itu adalah baik. Sebaliknya perbuatan atau tindakan berlawanan dengan suara hati kita, maka perbuatan atau tindakan itu buruk. Misalnya, suara hati kita mengatakan “tolonglah orang yang menderita itu”, dan kita berbuat menolongnya, maka kita membuat kebajikan. Sebaliknya, apabila hati kita berkata demikian,namun kita hanya seolah-olah tak mendengarkan suara hati itu, maka munafiklah kita.
Karena merupakan anggota masyarakat, maka seseorang juga terikat dengan suara masyarakat. Setiap masyarakat adalah kumpulan pribadi-pribadi, sehingga setiap suara masyarakat pada hakekatnya adalah kumpulan suara hati pribadi-pribadi dalam masyarakat itu. Sebagaimana suara hati tiap pribadi itu pasti selalu menginginkan yang baik,maka masyarakat yang terdiri atas pribadi-pribadi itu pun pasti suara hatinya juga menginginkan yang baik, maka masyarakat yang terdiri atas pribadi-pribadi pasti suara hatinya juga menginginkan yang baik untuk kehidupan masyarakatnya. Sebab itu jika benar-benar berdasarkan pada suara hati anggota-anggotanya. Suara hati masyarakat pada dasarnya adalah baik. Misalnya, warga disuatu daerah menghendaki kerja bakti dengan mengadakan pembersihan saluran air di kampung. Bila kita ikut beramai-ramai kerja bakti, berarti kita mengikuti suara hati masyarakat, kerja bakti itu. Tetapi bila kita tidak mengikutinya berarti kita tidak mau mengikuti suara hati masyarakat.
Sesuatu yang baik bagi masyarakat, berarti baik bagi kepentingan masyarakat. Tetapi dapat saja terjadi, bahwa sesuatu yang baik bagi kepentingan umum/masyarakat tidak baik bagi salah seorang atau segelintir orang didalamnya atau sebaliknya. Dengan demikian, seseorang harus tunduk kepada apa yang baik bagi masyarakat umum.
Contoh : Budi tidak setuju jalan di depan rumahnya diperlebar, karena harus memotong bagian depan rumahnya. Tetapi masyarakat kampung mengusulkan dan telah disetujui jalan itu harus diperlcbar demi keamanan. Akhimya karena desakan seluruh warga, dengan sangat terpaksa Budi menyetujuinya.
Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri. Meskipun demikian harus dinilai dan diukur menurut suara atau pendapat umum. Disini tidak berarti bahwa pendapat umum atau kepentingan umum itu di atas segala-galanya, sehingga suara hati, pendapat atau kepentingan pribadi-pribadi diperkosa begitu saja.
Sebagai mahluk Tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi,untuk mengukur perbuatan baik buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk hukum Tuhan atau hukum agama.
Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Baik-buruk, kebajikan dan ketidakbijakan menimbulkan daya kreatifitas bagi seniman. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi kebajikan dan ketidakbajikan.
Namun ada pula kebajikan semua, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik, yang bermaksud meneari keuntungan diri sendiri.
Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalarn tingkah lakunya. Karena tingkah laku bersurnber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendin-sendiri, sehingga tingkah laku setiap orang berbeda-beda.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal. Pertama faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai oleh orang tua. Tetapi mengapa mereka yang saudara sekandung tidak memiliki pembawaan yang sarna? Hal itu disebabkan, karena sel-sel benih yang mengandung faktor-faktor penentu (determinan) berjumlah sangat
banyak: pada saat konsepsi saling berkombinasi dengan cara bermacam-macam sehingga menghasilkan anak yang bermacam-macam juga (prinsip variasi dalam keturunan). Namun mereka yang bersaudara memperlihatkan kecondongan kearah rata-rata, yaitu sifat rata-rata yang dimiliki oleh mereka yang saudara sekandung (prinsip regresi filial). Pada masa konsepsi atau pembuahan itulah terjadi pembentukan temperamen seseorang.
Faktor kedua yang menentukan tingkah laku seseorang adalah Iingkungan (environ¬ ment). Lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir (masa pembentukan seseorang waktu masih dalam kandungan merupakan alam pertama ). Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalarn lingkungan keluarga orang tua maupun anak -anak yang lebih tua merupupakan panutan seseorang, sehingga bila yang dianut sebagai teladan berbuat yang balk-balk, maka si anak yang tengah membentuk diri pribadinya akan baikjuga. Dalarn lingkungan sekolah yang menjadi panutan utama adalah guru, sementara itu ternan-ternan sekolah ikut serta memberikan andilnya. Dalam lingkungan sekolah tokoh panutan seorang anak sudah memiliki posisi yang lebih luas dibandingkan dengan dalarn keluarga. Pembentukan pri bad i dalarn sekolah terjadi pada masa anak-anak at au masa sekolah. Lingkungan ketiga adalah masyarakat, yang menjadi panutan bagi seseorang adalah tokoh masyarakat dengan masa setelah anak-anak menjadi dewasa atau duduk di perguruan tinggi. Selain tokoh-tokoh dalarn rumah tangga, sekolah dan masyarakat yang merupakan person, kepribadian seorang anak juga memperoleh pengaruh dari benda-benda atau peralatan dalarn lingkungaan tersebut yang merupakan non person. Karena itu dalarn pembentukan kepribadian pada umumnya anak-anak kota lebih trampil dibandingkan dengan anak pedesaan, namun dalam hubungan bermasyarakat lebih-lebih yang berjenjang anak-anak dari daerah pedesaan lebih unggul. Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pen gala man yang khas yang pemah diperoleh. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalarnan manis yang sifatnya positif. Memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengarnbil tindakan. Mungkin sekali bahwa berdasarkan hati nurani seseorang mau menolong orang dalarn kesusahan, tetapi karena pemah memperoleh pengalarnan pahit waktu mau menolong seseorang sebelumnya, maka niat baiknya itu tertahan, sehingga diurungkan untuk membantu. Belajar hidup dari pengalarnan inilah yang merupakan pembentukan budaya dalarn diri seseorang.
Dalarn prakteknya, dari ketiga faktor diatas. yaitu hereditas, lingkungan, dan pengalarnan. manakah yang paling dominan? Sulit diberikan jawaban, karena ketiga-tiganya terjalin erat sekali. Disarnping itu ketiga faktor tersebut dalam membentuk pribadi seseorang berbeda kekuatannya dengan pembentukan pada pribadi lain.
D. USAHA / PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia hams kerja keras untuk kelanjutan hidupnya, Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempuma. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus kerja keras. Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuwan, ia harus ra jin belajar dan tekun serta memenuhi semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada dengan jasmaninya. Sebaliknya pam buruh, petani lebih banyak menggunakan jasamani daripada otaknya. Para tukang dan pam ahli lebih banyak menggunakan kedua-duanya otak dan jasmani daripada salah satunya. Para politisi lebih banyak kerja otak daripada jasmani. Sebaliknya para prajurit lebih ban yak kerja jasmani daripada otak.
Kerja keras pada dasamya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia itu miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri. Karma itu tidak boleh bermalas-malas, bersantai-santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia mengatur waktunya itu.
Dalam agama pun diperintahkan untuk kerja keras. Sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W. yang ditujukan kepada para pengikutnya:”Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya. dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok. Allah berfirman dalarn Al-Qur’an surat Ar-Ra’du ayat II : “sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”. Dari haidst dan firman ini dapat dinyatakan bahwa manusia perlu kerja keras untuk mempenbaiki nasibnya sendiri.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kernakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian/ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ketrampilan/keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian/ketrampilan itu suatu keharusan. Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra: “tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “long life education”
Karena manusia itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas kasihan (cinta kasih) antara sesama manusia. maka ketidakmampuan atau kemampuan terbatas yang menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi bersama-sama secara tolong menolong, bergotong-royong. Apabila sistem ini diangkat ke tingkat organisasi negara,maka negara akan mengatur usaha/peljuangan warga negaranya sedemikian rupa, sehingga perbedaan tingkat kemakmuran antara sesama warga negara dapat dihilangkan atau tidak terlalu mencolok. Keadaan ini dapat dikaji melalui pendangan hidup/ideologi yang dianut oleh suatu negara.
E. KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuaasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat,yaitu aliran naturalisme, aliran intelektualisme, dan aliran gabungan.
Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alarn semesta lengkap dengan hukum-hukumnya. secara mutlak dikuasai Tuhan. Manusia sebagai mahluk tidak mampu menguasai alarn ini, karena manusia itu lemah. Manusia hanya dapat berusaha/berencana tetapi Tuhan yang menentukan .
Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada Tuhan. Lalu mana yang benar ? Yang benar adalah keyakinan. Jika kita yakin Tuhan itu ada, maka kita katakan Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaranTuhan yaitu agarna. Ajaran agarna itu ada dua macarn yaitu :
- Ajaran agarna dogmatis, yang disarnpaikanoleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agarna yang dogmatis bersifat mutlak (absolut),terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap, tidak berubah-ubah.
- Ajaran agarna dari pemuka-pemukaagarna,yaitu sebagaihasil pemikiranmanusia, sifatnya relatif(terbatas).Ajaranagarnadari pemuka-pemukaagarnatermasukkebudayaan,terdapat dalarn buku-buku agarna yang ditulis oleh pemuka-pemuka agarna. Sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembanganjarnan.
Sebaliknya, apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu bermula dan kekuatan natur. Pandangan hidupnya dilandasi oleh kekuatan natur. Manusia yakin bahwa kebajikan adalah kebajikan natur. Pandangan hidup yang dilandasi oleh kekuatan natur sifatnya atheisme. Ini disebut pandangan hidup komunis.
BAB 9
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Pengertian dari tanggung jawab
menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah keadaan dimana seseorang wajib
menanggung segala sesuatu yang terjadi terhadap sesuatu. Tanggung jawab adalah
kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun
yang tidak disengaja. Tanggung jawab merupakan sifat terpuji dalam diri manusia
yang mendasar. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujutan kesadaran
akan kewajibannya.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati,
artinya adalah sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia di
bebani tanggung jawab Tanggung jawab mempunyai kaitan yang erat dengan
perasaan. Tanggung jawab dapat dilihat dengan dua sisi, yaitu dari sisi pihak
yang berbuat dan dari sisi kepentingan lain. Apabila dikaji lebih jauh tanggung
jawab itu adalah kewajiban atau bisa juga disebut beban yang harus dipenuhi
sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berniat atau sebagai akibat dari
perbuatan pihak lain atau sebagai suatu pengabdian, pengorbanan pada pihak
lain. Seseorang tidak bisa menghindari sebuah tanggung jawab dengan berbagai
alasan, karena tanggung jawab adalah sesuatu yang harus kita tanggung ketika
kita mendapatkan kesalahan.
Dikenal juga beberapa jenis tanggung
jawab :
- Tanggung jawab terhadap diri sendiri, menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam menggembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. dengan demikian dapat memecahkan masalah mengenai dirinya sendiri.
- Tanggung jawab terhadap keluarga, keluarga adalah masyarakat kecil. Terdri dari beberapa anggota yang saling melengkapi, anggota keluarga memiliki kewajiban bertanggung jawab terhadap keluarganya sendiri.
- Tanggung jawab terhadapa masyarakat, sebelumnya manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian. Pada hakikatnya manusia dalam hidupnya membutuhkan bantuan orang lain. Manusia yang merupakan anggota dari suatu masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat lainnya agar dapat melanjutkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.
- Tanggung jawab terhadapa bangsa dan negara. Sebuah bentuk tanggung jawab lebih diartikan sebagai perbuatan sebab – akibat.. Sebab suatu tingkah atau perbuatan menjadi melanggar peraturan negara, maka ia wajib menerima akibatnya dan bertanggung jawab menjalani hukuman yang telah di tetapkan sebelumnya.
- Tanggung jawab terhadap Tuhan. Manusia sebagai mahluk Tuhan, kita di ciptakan di dunia ini tak lepas dari tanggung jawab. Dimana perbuatan yang dilakukan selama hidup didunia, diakhirat kita akan dimintai pertanggung jawaban dari perbuatan kita selama hidup didunia.
Wujud dari sebuah tanggung jawab
terbagi atas 2 macam :
- Pengabdian adalah perbuatan manusia, baik itu yang berupa pikiran, pendapat,kasih sayang, tenaga, maupun rasa hormat yang dilakukan secara ikhlas.
- Pengorbanan adalah pemberian secara ikhlas berupa pemikiran, pendapat, harta, tenaga, bahkan mungkin nyawa demi cinta, kesetiaan atau suatu ikatan, kebenaran, dan bisa juga esetiakawanan.